Sabtu, 23 Januari 2016

Family ? Yes, We Are EXO Family !! [Chapter I]

Author: SeoJi

Cast:      Kim Joon Myeon
                Zhang Yixing
                Do Kyung Soo
                Kim Jong In
                Park Chan Yeol
                Byun Baek Hyun
                Wu Yi Fan
                Huang Zi Tao
                Kim Jong Dae
                Kim Min Seok

Rating: General.

Lenght: Ficlet, Chaptered.

Genre: Romance, Family, Alternate Universe.

ANNYEONG~ Yap, kali ini SeoJi mau bawain FF yang sudah tersegel lama dalam notebook SeoJi, yang bahkan belum di post padahal membernya mulai hilang:" /? Well, happy reading chingu>< Warning, typo bertebaran! RCL nde>< Ini murni pemikiran SeoJi, jadi, don't copas and don't be a silent reader!! *ppyong*


[]



Pagi hari yang cerah, namun tidak untuk EXO. Namun jadwal super padat dan berbagai masalah kini tengah menanti mereka semua.

@Suho Family House
Lay duduk dengan dikursi meja makan ditemani secangkir lemon tea. Sedangkan Suho tengah sibuk meracik kopi untuk dirinya. Setelah selesai, ia menghampiri Lay lalu duduk dihadapannya. Lay tersenyum simpul melihat nampyeonnya itu.

“Eomma, Appa” MyeonYi berjalan mendekati eomma appanya, lalu duduk disisi kiri Suho. Kini MyeonYi berusia 16 tahun, yeoja dengan kepribadian angel seperti appanya, dan lembut seperti eommanya. Lay mengusap rambut MyeonYi pelan, tak lupa senyum lebar ditampilkan oleh Lay.

“Ah anni, lupakan saja” MyeonYi berdiri, lalu berjalan keluar rumah siap-siap berangkat sekolah. Lay menatap Suho cemas,akhir-akhir ini ia sering melihat MyeonYi menunda suatu pembicaraan entah apa itu. Suho tersenyum lalu mengisyaratkan Lay agar tetap duduk disitu sementara Suho menghampiri MyeonYi.

“Chagi, wae geurae ?” MyeonYi yang tengah duduk memakai sepatunya, terkejut melihat kedatangan Suho. Ia menggeleng lemah, lalu berdiri dan berpamitan pada Suho lalu pergi. Suho menghela nafasnya, mungkin ini memang seperti perkiraan Lay. Suatu masalah yang serius.


@Kai Family House


“JongSoo mandilah! Lihat ini sudah jam berapa !” Mata bulat D.O semakin membulat karena amarah menghadapi namja pemalas berusia 17 tahun dihadapannya ini, sedangkan JongSoo masih sibuk dengan handphone-nya. D.O menarik handphone JongSoo lalu mengantunginya.

“Yak eomma! Kembalikan padaku !” JongSoo turun dari kasurnya lalu berusaha meraih handphonenya.

“Tidak sebelum kau mandi” dengan secepat kilat JongSoo menyambar handuknya lalu masuk kedalam kamar mandi. Meski terdengar jelas ia menggerutu dari dalam kamar mandi.

“JongSoo oppa, akan kulihat ya apa isi handphonemu~” Teriak seorang yeoja dipintu kamar JongSoo, dan teriakan penuh amarah terdengar dari dalam kamar mandi.

“Jika kau berani menyentuh handphoneku, akan kurobek semua pakaianmu Kim SooIn !”

“Oh tidak.. Aku takut oppa~” Jawab SooIn dengan nada menghina, dapat dipastikan wajah JongSoo memerah menahan amarah pada adiknya yang berusia 15 tahun itu.


@Chanyeol Family House


“YeolHyun, ChanHyun, pergilah. Lihat ini sudah jam berapa” Dua namja twins mengangguk pelan, meskipun matanya masih melekat pada bukunya masing-masing. YeolHyun dengan buku biologinya, sedangkan ChanHyun dengan buku novel bahasa inggrisnya. BaekHyun tersenyum melihat anak twinsnya, sangat berbeda dengan appa dan eommanya.

BaekHyun mengakui bahwa ia dan Chanyeol selalu hiperaktif dan ceria, namun itu semua berbeda jauh dengan YeolHyun dan ChanHyun. YeolHyun dan ChanHyun sangat pendiam meskipun terkadang mereka bercanda dan berdebat mengenai pelajaran, dan mereka sangat jarang tersenyum. 

YeolHyun pun berbeda dengan ChanHyun. ChanHyun berambut cokelat gelap dan berkacamata minus, dan jangan lupa ia seorang yang sangat taat pada peraturan. YeolHyun sebaliknya, ia berambut hazel dan pribadi yang membangkang pada peraturan.

“Twins, kalian belum berangkat ?” ChanYeol keluar dari kamar utama dengan handuk yang menggantung dilehernya, YeolHyun dan ChanHyun menggeleng.

“Berangkatlah, lihat jam berapa !” YeolHyun dan ChanHyun serentak menutup bukunya lalu menggendong tasnya dan berpamitan pada BaekHyun dan ChanYeol lalu pergi.

“Kau tahu, aku terkadang ragu bahwa mereka merupakan anak kita” ucap BaekHyun sembari menuangkan kopi untuk ChanYeol, sedangkan ChanYeol tertawa mendengar ucapan ukenya.

“Ya, padahal mereka baru 15 tahun. Hei, apa jadwal kita hari ini ?”

“Bacalah sendiri Park ChanYeol, aku tidak mau membaca jadwal menumpuk yang ada”


@Kris Family House


“HanYi, ZiYu sarapanlah dulu. Eomma appa akan pulang malam, jadi kalian harus sarapan” Tao membujuk HanYi yang sudah menggendong tasnya menuju pintu, ZiYu hanya diam dan mengunyah dan meniup permen karetnya dengan santai sambil bersandar pada dinding.

“Ayolah sarapan, eomma sudah mencicipinya tadi. Kalian ada latihan dance dan wushu kan ? Sarapanlah~” ucap Tao merayu saat HanYi sudah mengenakan sepatunya, sedangkan ZiYu sudah mengenakan sepatunya dan menunggu eonninya selesai memakai sepatu. Kris yang mendengar suara Tao, segera keluar dari kamar.

“HanYi ! ZiYu ! Dengarkan eomma kalian!” Suara amarah Kris menggelegar keseluruh penjuru rumah, namun HanYi dan ZiYu tetap tidak peduli. Setelah mengenakan sepatunya, HanYi membuka pintu namun Tao menahan tangannya.

“Sarapanlah karena kami akan pulang malam, ja..”

“CUKUP ! Teruslah peduli pada jadwal kalian dan lupakan kami !” Teriak HanYi penuh emosi, wajah yeoja 16 tahun itu memerah karena amarah.

“HanYi !” Balas Kris penuh amarah,sedangkan ZiYu berjalan keluar rumah dengan santainya seolah-olah yeoja 15 tahun itu tak tahu apapun. HanYi membalikan badannya, lalu berjalan keluar rumah. Ia menoleh sebentar kearah Kris dan Tao.

“EXO atau apapun itu, aku membencinya”


BRAAK~


HanYi mengakhiri perdebatan pagi itu dengan menutup pintu keras.

Rabu, 13 Januari 2016

HI CHINGUDEUL~~

Annyeonghaseyo~ Long time no see huh? Seoji here! Well, Seoji mau bahas mengenai boyband baru fav Seoji yakni...

Deng...

Deng...

Deng...

SAY THE NAME!!

SEVENTEEN!! /thumbs up/
.
.
Yap! Seoji suka banget sama boyband asal Pledis Entertainment satu ini uhh>< Especially uri leader... S.Coups!! Mungkin selama ini Seoji hanya bikin FF tentang EXO dan Original Character. Dan keputusan Seoji pun bulat untuk bikin FF tentang Seventeen juga yeay!

Nae bias adalah...

1. S.Coups.
2. Joshua.
3. Mingyu.
4. Dokyeom or DK.
5. Hoshi.
6. Woozi.
7. Dino
8. Jun.
9. The8
10. Jeonghan.
11. Wonwoo.
12. Vernon.
13. Seungkwan.

But, totally SeoJi suka semua membernya, karena mereka punya talenta yang bagus, dan nggak hanya menang nama entertainment saja atau dari face saja. Bahkan, Seoji sampai koleksi video video SEVENTEEN bahkan hingga yang baru di 'youtube-kan' 4 hari yang lalu, lmao:") Mungkin sekian dulu dari Seoji nde~

Q&A:

Q: Seoji-ya, kapan FF SEVENTEEN keluar?
A: Yang jelas, dalam waktu sangat dekat ini. Bersabar sedikit nde~

Q: Seoji kenapa jarang post sekarang ini?
A: Well, karena kesibukan sekolah Seoji yang tengah memasuki jenjang baru, jadi Seoji jarang buka blog ini huhu:"

Q: Kenapa authornya hanya Seoji?
A: U can be an author too! But, Seoji sedang menunggu dan mencari author yang pas dengan penilaian Seoji, yakni dalam segi bahasa dan isi FF.

Q: Seoji kenapa baru bahas SEVENTEEN? Bukannya SEVENTEEN udah lama?
A: Kembali lagi ke atas, karena kesibukan Seoji lah jadi jarang untuk buka blog ini..

Q: Seoji suka bikin FF OC ya? Kenapa?
A: Karena... idenya mengalir lebih leluasa:" Terkadang bikin FF yang menggunakan nama artis sulit karena kita tentu tidak ingin penilaian orang jadi buruk pada sang artis hanya karena FF yang kita buat kan?:)

Selasa, 22 September 2015

Rose and Bullet's: HaYoon ver.

Author :SeoJi
Cast     :Shin HaYoon
             Jung DaeIn
             Jung SooAe
Rating  :General
Lenght  :Ficlet, Chaptered
Genre   :Romance, Fluff




“Eomma !! Dimana kaus kakiku ?”

“Etto.. disofa depan tv !”

“Chagi, mana dasiku ?!”

“Se..sebentar. Ini”

Begitulah kesibukan keluarga Jung dipagi hari, selalu begitu. Entah sang appa yang kehilangan dasinya, atau SooAe yang kehilangan barang-barang sekolahnya, dan mereka selalu menyalahkan sang eomma ketika mereka menemukan barangnya.

“Kalian duduklah dulu untuk sarapan, perut kalian akan sakit jika begini terus” HaYoon, sang eomma, berusaha memanggil-manggil nampyeon dan putrinya untuk duduk sejenak dimeja makan. Sayangnya, panggilan sang eomma sama sekali tak digubris. SooAe masih berjalan kesana-kemari sembari menggerutu, sedangkan DaeIn, sang nampyeon, malah duduk dengan tenang didepan tv.

“Chagiya, sarapanlah dulu” HaYoon berjalan pelan kearah DaeIn, lalu menepuk pundaknya pelan. DaeIn menatap HaYoon dengan datar, lalu menyerahkan sejumlah uang padanya.
“Lebih baik kau pergi saja habiskan uang ini” Ucap DaeIn datar, ia lalu menjejalkan uang tersebut ketangan mungil HaYoon, lalu berjalan menuju pintu hendak berangkat kerja.

“Appa, aku juga mau~” SooAe menunjuk-nunjuk tangan HaYoon yang penuh dengan uang, lalu meminta-minta pada DaeIn. “Saranghae appa~” lanjut SooAe.
DaeIn mengeluarkan dompet kulit miliknya, lalu menyerahkan uang yang sama banyaknya dengan milik HaYoon pada SooAe. SooAe mengerjap-kerjapkan matanya senang, lalu memakai sepatunya dengan cepat.

“Hei, kalian tak...”


BRAAKK


Pintu apartemen keluarga Jung ditutup dengan keras oleh DaeIn, pertanda agar HaYoon diam saja membiarkan SooAe dan dirinya pergi. HaYoon tertunduk lesu, menatap tangannya yang penuh uang dengan sebal. Bukan ini yang ia mau ! HaYoon melemparkan uang-uang itu kelantai, lalu mengijka-injaknya dengan penuh amarah. Dengan lesu ia mengambil beberapa lembar uang itu, lalu mengambil jaketnya dan pergi keluar.

Begitu keluar dari apartemen, mata lentiknya menangkap pemandangan sebuah cafe yang tampak hangat dan ramah. Cafe Rose and Bullet’s. HaYoon menyipitkan matanya sejenak, belum pernah ia melihat ada cafe disekitar sini, atau mungkin karena ia jarang pergi keluar apartemen ? Tanpa sadar kakinya melangkah maju menuju cafe itu, lalu masuk dengan tenang.

Suasana cafe yang temaram dan juga wangi aromatik lembut yang menyebar diseluruh penjuru cafe membuat perasaan HaYoon sedikit tenang. Ia menarik nafasnya dalam-dalam, lalu berjalan dan duduk disalah satu meja dekat jendela.

“Apa yang hendak anda pesan nyonya ?” HaYoon menoleh kaget, lalu menatap namja muda dihadapannya lekat-lekat. Seorang yang terlalu tampan untuk disebut pelayan, ah ani, pasti dialah pemilik tempat ini. HaYoon berpikir sejenak, lalu menghentakkan kepalanya kaget.

“Ah, neo Kwon HaeKyung ? Pemilik cafe ini kan?” Tanya HaYoon penuh semangat, belum pernah ia melihat wajah HaeKyung dari dekat. Dan ternyata dewi fortune sedang bersamanya, kini HaeKyung sudah berdiri dihadapannya dengan senyum yang terus merekah.

“Dengan senang hati, ada yang bisa saya bantu ?” HaeKyung membungkukkan badannya sedikit, lalu kembali menegapkan tubuhnya dan menatap HaYoon dengan ramah.

“Berikan aku minuman yang sesuai dengan moodku hari ini” tantang HaYoon, HaeKyung tersenyum penuh misteri lalu segera melesat menuju dapur. Bahkan kurang dari 5 menit, HaeKyung sudah kembali dengan nampan berisi minuman berwarna ungu pekat.

“Anggur merah ?” HaYoon yang bingung dengan pemberian HaeKyung, menuntut penjelasan lebih dari bibir sexy itu.

“Ne, untuk anda saya sarankan meminum anggur merah. Sikap dan pemikiran anda yang dewasa dan juga permasalahan yang tengah menimpa anda sangat cocok untuk cita rasa anggur yang khas. Anggur itu seperti permasalahan anda, jika anda melepaskan beban yang menimpa anda, maka anggur ini akan menciptakan rasa yang meledak-ledak dalam mulut anda” terang HaeKyung panjang lebar, HaYoon mengangguk-anggukan kepalanya paham lalu tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada HaeKyung. Namja tampan itu mengangguk sejenak, lalu pergi meninggalkan HaYoon yang perlahan-lahan senyumnya memudar.

HaYoon mengangkat gelasnya pelan, lalu meneguk minuman itu dengan elegan. Dahi HaYoon mengerenyit, ia cepat-cepat meletakkan anggur itu dimeja. HaYoon meraba bibirnya dengan bergetar, pandangan matanya terpaku pada anggur itu.

“A..apa ini ? Ra..rasanya, kenapa begini ? Ini..tak manis sama sekali” HaYoon memegangi bibirnya dengan tangan bergetar, air mata tiba-tiba mengalir pelan dipipinya. Tidak ! HaYoon yakin bukan ini rasa yang dimaksudkan oleh HaeKyung ! HaYoon melempar gelas berisi anggur itu dengan penuh amarah kelantai hingga pecah berkeping-keping. HaeKyung buru-buru keluar dari dapur, tiba-tiba ia terpaku melihat HaYoon. HaYoon yang sudah tak peduli dengan keadaan sekitarnya mengambil tasnya cepat lalu berlari keluar dari cafe, para pelayan yang menyadari kepergian HaYoon segera mengejarnya.

“Tunggu !” Suara menggelegar HaeKyung menghentikan langkah para pelayan, mereka serentak menoleh kearah HaeKyung dengan tatapan bingung.
“Biarkan ia pergi, segera bereskan semua ini dan jangan coba-coba kejar wanita itu. Dan jika ia kembali, jangan pernah ungkit-ungkit kejadian ini” para pelayan segera mengangguk lalu membersihkan pecahan gelas dan cairan pekat yang khas itu. HaeKyung berjalan cepat menuju ruang kerjanya, lalu duduk dengan gelisah.
“Apa ini ? Kenapa ia begitu ? Kenapa ia... sangat hancur ?” Gumam HaeKyung pelan.

                                                                                ******



HaYoon membanting pintu apartemennya keras, nafasnya memburu dengan cepat. Ia segera berlari kedapur dan meminum segelas teh dari kulkas, lalu ia mengerenyit lagi.

“Kenapa ? Kenapa ini hambar ?! KENAPA ?!!” HaYoon melempar gelas berisi tehnya kelantai, lalu membongkar isi kulkasnya. Ia menyambar cepat susu kotak vanilla milik SooAe, lalu meneguknya langsung. Tiba-tiba ia menjatuhkan kotak susu vanilla itu hingga cairan putih itu meluap kemana-mana, tanpa sadar HaYoon menangis lagi.

“Kenapa ini hambar !!” HaYoon menarik rambutnya hingga berantakan, ia bahkan melempar semua barang yang ada dihadapannya. HaYoon menjerit-jerit pilu, ia lalu mencari handphone miliknya dan menelepon nampyeonnya.

“Cha..chagi, kau dimana ?” Tanya HaYoon dengan suara bergetar, sedangkan suaminya berdehem pelan.

“Aku sedang rapat mendadak, sepertinya rapat ini akan lama. Makan dan tidurlah dulu ! SooAe pulang denganku”


KLIK


HaYoon menatap layar handphonenya tak percaya, bisa-bisanya DaeIn memutuskan percakapan mereka secara sepihak ? HaYoon semakin frustasi, ia merapikan penampilannya sejenak lalu mengambil jaket dan kunci mobil miliknya dan pergi menuju kantor suaminya.

HaYoon mengendarai mobilnya diatas rata-rata, tidak seperti HaYoon yang mengendarai dengan penuh kelembutan seperti biasanya. Tak terasa ia sudah sampai dikantor suaminya, dengan tergesa ia berlari masuk dan menatap sekelilingnya dengan bingung.

HaYoon cepat-cepat berlari kearah lift lalu naik hingga lantai teratas, lantai dimana ruang kerja suaminya terletak. Sekertaris DaeIn yang mengenali HaYoon menatap HaYoon bingung.

“Ah..Annyeong nyonya, kenapa anda kemari ?”

“Suamiku ! Mana suamiku ?!” Tanya HaYoon memburu, membuat sang sekertaris mengerenyitkan dahinya bingung.

“Bukannya pergi dengan saudari perempuan anda ? Tadi ia pergi dengan seorang wanita, tuan bilang itu saudari anda yang baru datang dari luar negeri” detik itu juga pertahanan HaYoon pecah, tangisnya yang sudah ia bendung sejak tadi meluap begitu saja tanpa diperintah. Sang sekertaris yang melihat itu kebingungan, dengan sebisanya ia berusaha menenangkan nyonyanya. HaYoon menangis dengan pilu, hidupnya hancur sekarang.

Ia merupakan anak tunggal, jelas sekali suaminya berbohong. Lalu wanita itu siapa ? HaYoon berusaha menyingkirkan pikiran buruk yang berkecamuk diotaknya, namun perkiraan itu selalu mengganggu pikirannya. Suaminya berselingkuh.

                                                                                ******



“Chagi, kau dari mana saja ?!” Suara DaeIn meninggi begitu melihat HaYoon kembali keapartemen, HaYoon terdiam sejenak, lalu melanjutkan langkahnya menuju DaeIn. HaYoon membuka tasnya dan mengaduk-aduk isinya, sebuah kertas menyembul keluar dari tas itu. HaYoon menyerahkannya dalam diam pada DaeIn, namja tampan yang kebingungan itu membuka kertas itu pelan lalu terkejut.

“Ke..kenapa chagi ?”

“Cepat tanda tangani saja, dan biarkan aku bebas selamanya Jung DaeIn. Selamat, kau menghancurkan hidupku. Kau pikir aku akan bahagia karena uang banyak ? Atau membiarkan aku terkurung disini ? Selamat sekali lagi Jung DaeIn, kau berhasil membuatku gila. Aku tak mau tahu, besok pagi surat ini sudah harus ditanda tangani olehmu” HaYoon berjalan menuju kamar tamu apartemen mereka, ia menoleh sejenak pada DaeIn, lalu masuk kedalam kamar dan menutupnya keras. Terdengar jelas suara pintu yang dikunci dari dalam kamar itu, sebelum akhirnya... sepi.

DaeIn mengacak-acak rambutnya frustasi, tak menyangka istrinya akan senekat ini. Apalagi saat melihat keadaan dapur yang sudah sangat berantakan, ia semakin bingung dengan sikap dan perilaku istrinya. Apa istrinya tahu mengenai perselingkuhannya ? Bagus sekali, DaeIn semakin heran dan frustasi sekarang. Apa ia harus menandatangani kertas itu ? Kertas yang bahkan tak pernah ada dan tak akan ada dipikirannya, namun buktinya sekarang kertas itu dihadapannya. Surat perceraian.

******



HaYoon bangun pagi sekali, ia sangat yakin akan hal itu. Dengan perlahan ia membuka pintu kamarnya, lalu berjalan mengendap-endap kearah meja makan. Surat perceraiannya tergeletak disana, namun belum ada tanda tangan suaminya sama sekali. HaYoon mengatur nafasnya yang memburu, dan tanpa ada pilihan lain ia memasak sarapan untuk keluarganya. Tak perlu waktu lama untuk memasak omelet, setelah menata piring yang ada, HaYoon pergi kekamar utama.

Suaminya tengah tertidur pulas sampai-sampai jas kerjanya belum ia lepas, HaYoon menatap DaeIn sendu, namun ia menggeleng dan melanjutkan niatnya memasuki kamar ini. Ia membuka lemari pakaiannya, lalu mengeluarkan isinya beberapa. Setelah merasa cukup, ia memasukkan baju-bajunya tadi kedalam koper mungilnya.

Merasa tubuhnya butuh kesegaran, ia akhirnya memutuskan untuk mandi sejenak. Tak lama kemudian HaYoon sudah siap, untuk mengangkat kakinya dan melangkah pergi.
“Kumohon jangan...” HaYoon menoleh kaget dan melihat DaeIn tengah berdiri dibelakangnya dengan tatapan memohon, namun tekadnya sudah bulat, dan tak ada yang bisa merubah tekad seorang Shin HaYoon. Ia melemparkan tatapan terlukanya kearah DaeIn, membuat namja itu semakin menggumam tak jelas.

“Kemana selama ini kau DaeIn ? Kemana kau saat aku butuh ?”

“Mianhae HaYoon, mianhae...”

“Kau pikir maafmu itu mempengaruhiku ?”

“Aku tahu aku tak termaafkan, tapi tetap tinggalah disini”

“Tidak Jung DaeIn ! Sekarang, tanda tanganilah surat ini dihadapanku”

“HaYoon, dengarkan...”

“Se-ka-rang !” DaeIn menghela nafas panjang, jemarinya menyentuh pena yang sudah tersedia. Tangannya gemetaran, ia bisa merasakan itu. Tapi mau apalagi ? DaeIn menatap HaYoon sejenak yang tengah menatapnya tajam, dan dengan berat ia menggerakkan jemarinya dan menandatangani surat itu. DaeIn masih termangu dengan surat dihadapannya, ini semua karena salahnya !

DaeIn menyerahkan surat itu lambat-lambat pada HaYoon, tapi HaYoon menariknya dengan kasar.
“Terima kasih Jung DaeIn, jangan lupa bangunkan SooAe pagi-pagi agar ia tak terlambat. Dan kalian harus sarapan hari ini, aku sudah memasakkan omelet untuk kalian. Selamat tinggal” HaYoon melambaikan tangannya lalu menyeret kopernya dan berjalan keluar dari apartemennya.

“Shin HaYoon !!” HaYoon menutup telinganya, ia tak mau mendengar teriakan pilu mantan suaminya. Cukup ia saja yang merasa terluka, jangan DaeIn atau SooAe. Cahaya mentari pagi menyeruak dari arah timur, HaYoon mengerjap-kerjapkan matanya beberapa kali lalu melanjutkan perjalanannya. Tempat pertama yang ia kunjungi adalah Cafe Rose and Bullet’s, ia mendorong pintu kaca cafe itu pelan, lalu melangkah kecil meuju salah satu sudut cafe.

“Ah, anda wanita yang waktu itu kan ?” HaYoon menolehkan kepalanya, lalu menatap HaeKyung yang entah sejak kapan sudah berada dibelakangnya. HaYoon tersenyum tipis, lalu mempersilahkan HaeKyung duduk didepannya.

“Choneun HaYoon, Shin HaYoon” HaeKyung mejabat tangan HaYoon yang terulur, lalu tersenyum. HaeKyung dapat melihat sekarang, mengapa wanita dihadapannya ini tampak kusut namun ada pancaran bahagia dimatanya.

“Kurasa anda telah lepas dari masalah anda”

“Ya HaeKyung-ssi, kini saya bebas”

Story of Vampire Life II : Begining











Author: SeoJi
Cast     :


Dark Family: Bang Minah
 

Phoenix Family: EXO member
Jung Yunho
Moon Geun Young


Park SoJin
A-Pink member
BTS member
Other Cast



Rating   : PG 15+
Genre    : Angst, Thriller, Horror, Fantasy, Hurt, Romance, AU [Alternate Universe]


WARNING ! 13+ !! Di part 2 ini ada adegan kekerasannya, harap maklum karena author udah ingetin di part 1. Sebenernya nulis nih ff banyak perjuangannya, karena lagi ga diizinin nulis ff dan juga notebook naega terkena suatu insiden/? Dan awas ranjau typo bersebaran dimana-mana nih chingu, awas kalo aneh dan harap maklum deh soalnya author udah susah payah nulis /? RCL, selamat baca ! Ini murni pemikiran author, please don't copas and don't be a silent reader !

NO PLAGIATOR, DON'T BE SIDER'S, NO BASH~~

*****




Author POV~

               
"Apa ?! Apa kau tidak salah dengar Xi Luhan !" Bentak Xiumin pada Luhan, kini EXO tengah berkumpul diatap sekolah mereka. "Xiu, tenanglah !" Ucap Kris pelan, Xiumin terduduk lalu memijat-mijat pelipisnya. "SoJin tak masalah hyung, tapi si yeoja pendek itu ?!" Suara Baekhyun meninggi, ia menatap Kris dalam. 

"Bersikaplah tenang ! Jika ia manusia biasa, ia tidak mungkin sekolah disini !" Lanjut Kris, ia berjalan kearah Baekhyun cepat. "Kau sudah diajarkan sopan santun kan ? Byun Baekhyun !" Kris mendorong bahu Baekhyun kasar hingga Baekhyun terdorong mundur beberapa langkah, Baekhyun menatap Kris tajam hingga tanpa sadar matanya mulai memerah.
                
"Cukup hyung, tidak saat seperti ini kalian bertarung !" Kai menteleportasikan diri lalu memisahkan keduanya, Baekhyun pun ditarik menjauh oleh Chanyeol agar ia tidak tiba-tiba menyerang Kris. "Kita... hanya perlu menunggu mereka saja" ucap Sehun pelan, ia berjalan lalu menatap lantai dasar sekolahnya. 

"Aku akan pulang, Baek-hyung, Chan-hyung, Luhan hyung. Kajja pulang, ppali." Sehun berjalan melewati para hyungnya, lalu turun melalui tangga sekolahnya. Baekhyun mengendikkan bahunya lalu berjalan menyusul Sehun yang diikuti Luhan dan Chanyeol.
               
 Dibawah, Chanyeol, Baekhyun, Luhan dan Sehun masuk kedalam ‘Porsche Carrera’ milik mereka berempat, dan mobil itu melaju pergi menjauh dari lapangan parkir sekolah mereka yang sudah sepi. Kali ini, Baekhyun-lah yang menyetir. Ia –sementara- tak mau Sehun yang menyetir. Bukannya tak bisa, hanya saja, beberapa hari yang lalu saat Sehun mengemudikan mobil, mobil mereka terpaksa ditahan oleh polisi.

Mereka sudah mengatakan bahwa Sehun merupakan anak SMA, namun polisi tetap menarik paksa mobil mereka (read: diderek paksa). Alhasil, karena saat itu mood Baekhyun sedang buruk, semua polisi itu terkapar tak berdaya (read: mati sia-sia). Dan, tentu saja hal itu membuat ayah mereka murka.

“Kajja kita pulang, eomma akan cemas nanti” Xiumin mengeluarkan kunci ‘Lamborghini Aventador’ miliknya, Chen, Suho, dan Lay. Kai pun mengeluarkan kunci mobil ‘Alfa Romeo- Spider’ miliknya, D.O, Tao, dan Kris. Mereka semua berpencar, lalu pergi dengan mobil mereka.


<SKIP>


Minah POV~

               
 "SoJin, aku tidak mau berkunjung kerumah mereka sekalipun rumah mereka hanya berjarak beberapa meter dari rumahku !" Aku menghempaskan badanku sofa depan tv, SoJin hanya menengokku sebentar lalu kembali asyik menonton acara di tv. "Memang kenyataannya begitu kan ? Rumah kalian berdekatan dan kalian tidak saling mengunjungi, payah !"

 SoJin menenggak soda darah yang kuberikan padanya, meski aku belum menjadi vampire namun aku punya sedikit persediaan darah kemasan. "Ah, sudah waktunya kita berkunjung ! Ayo pakai gaunmu !" "SoJin-ya, batalkan saja !" Aku mengerang pelan, lalu berjalan gontai ke kamar dan diikuti SoJin.
                
"Aku pakai gaun ini dan kau... pakai ini saja !" SoJin menyerahkan gaun berwarna putih gading padaku, indah juga... batinku pelan. "Tentu saja indah, kan aku yang pilihkan untukmu !" Aku mendengus pelan lalu mencoba memakai gaun pilihan SoJin, aku tersenyum melihat pantulan diriku dicermin. SoJin cepat-cepat memakai gaun berwarna merah polos dengan bordiran dibawahnya, sama sepertiku. SoJin tersenyum lalu menarikku keluar dari rumahku dan berjalan kearah rumah Phoenix Family.
               

TOK..TOK..TOK..

                
SoJin mengetuk pintu perlahan, terdengar suara berderit saat pintu rumah megah itu dibuka. Dari sela pintu, tiba-tiba ada kepala yeoja melongok keluar. "SoJin ! Lama kau tidak kemari !!" Yeoja tersebut keluar dari pintu lalu memeluk SoJin, sesudah memeluk SoJin yeoja tadi menatapku ramah. 

"Ah, Bang Minah ! Kau kemari juga ! Kupikir kau tidak akan kemari !" Ia memelukku pelan, aku hanya membalas pelukannya dengan canggung. "Ahjumma, apa EXO sudah pulang ?" SoJin melongok kedalam rumah, ia tampak sedang mencari... EXO mungkin ?


Author POV~

                
"A... ahjumma ?!" Minah menatap yeoja dihadapannya dengan gugup, ia tidak percaya bahwa yeoja tersebut merupakan ibu dari Xiumin, Suho, Chanyeol, Baekhyun, Tao, Sehun, dan D.O. "Ah, jangan panggil ahjumma ! Apa aku terlihat tua ?" Canda sang eomma, ia lalu menepuk dahinya pelan. "Ah aku ini, ada tamu tapi tidak kuajak masuk ! Mari masuk dan makan malam bersama kami ! EXO sedang bersiap untuk makan SoJin."

"Oh, ne ahjumma !" Jawab Minah dan SoJin serempak, mereka lalu berjalan masuk menuju ruang makan keluarga Phoenix. "Lihat, kita kedatangan tamu yang cantik-cantik !" Ucap sang eomma lantang pada anak-anak dan suaminya, EXO hanya melirik sekilas lalu kembali menatap meja makan.
                
"Ah, SoJin dan Minah !" Ucap seorang namja muda, ia berdiri lalu berjalan kearah Minah dan SoJin. "Ahjussi, salam !" SoJin menundukkan badannya yang disusul Minah, sang namja hanya tersenyum. "Mari kita makan !" Ucap Yunho, appa dari Xiumin, Suho, Chanyeol, Baekhyun, Tao, Sehun, dan D.O. "Apa ?!" Pekik Tao keras, ia mendorong kursinya hingga terjatuh dilantai.

Ia berjalan kearah Minah, lalu menunjuk-nunjuknya kesal. "Makan bersama dia ?! Maaf appa, aku menolak !" Ucap Tao tegas, Minah menatap Tao tak percaya. "Pergi kau dari sini ! Singkirkan wajah menjijikkanmu itu !!" Lanjut Tao keras, sebagian hyung dan dongsaengnya mengangguk, namun ada juga yang ragu untuk menganggukkan kepalanya.


Moon Geun Young POV~

                
"Pergi kau dari sini ! Singkirkan wajah menjijikkanmu itu !!" Ucap Tao keras pada Minah, aku melihat ekspresi Minah, kaget. "Huang Zi Tao !" Teriak Yunho dan saat itu juga ia menampar pipi Tao keras. "Chagi, sudah hentikan !" Aku menarik tangan Yunho, lalu mengajaknya menjauh dari Tao. "Ah ahjussi, maafkan aku. Ini semua salahku, ahjussi tak perlu menampar Tao !" Ucap Minah lantang, SoJin yang berdiri disampingnya tampak kaget mendengar ucapan Minah.

"Maaf merepotkan kalian semua, mianhaeyo !" Minah membungkuk secara formal hingga telapak tangannya menyentuh lantai, aku langsung berlari dan menarik tangan Minah untuk berdiri. "Minah, sudahlah ! Kau tak perlu berbuat seperti itu !" Aku merangkulnya pelan, dapat kurasakan ia menaha tangisnya. "Lepaskan eomma, kau tidak perlu menyentuhnya !" Tao melepaskan pelukanku dari Minah, Minah kini mulai terisak pelan.


Yunho POV~

                
Oh tidak Tao ! Aku berlari menuju bawah meja makan, karena aku tahu apa yang akan terjadi. "HUANG ZI TAO !! KAU ANAK YANG TAK SOPAN !!" Young berteriak hingga beberapa sisi tembok retak, Minah dan SoJin yang berada didekatnya menutup telinga mereka rapat. Aku keluar dari bawah meja makan lalu menyentuh pundak Young pelan "chagi, kurasa kita..." "SINGKIRKAN TANGANMU YUNHO !!" Ia mendorong tubuhku kuat, lalu mengambil beberapa pisau dapur dengan kekuatan telekinesisnya.

Tao yang melihat Young mengambil pisau mulai berlari meninggalkan kami. "TAO !! KUBUNUH KAU !!" Kini tubuh Young sudah diselimuti api, pisau yang digenggamnya pun ikut berapi. Aku segera menarik Minah dan SoJin menjauh, lalu melindungi mereka dibalik tubuhku. Kini Young mulai melemparkan pisaunya

Pisau 1....

Pisau 2....

Pisau 3....
                
"Aargghh !!" Tao jatuh tersungkur ditangga, dipahanya terdapat sebuah pisau yang terbakar. "Young berhenti !!" Aku merengkuh tubuhnya dari belakang, lalu menariknya paksa kekamar kami.


In other side~


Author POV~

                
"Tao !!" Para anggota EXO berdiri mengelilingi Tao, Suho menggunakan kekuatan airnya untuk memadamkan pisau yang terdapat dipaha Tao. Lay menarik pisau itu cepat sehingga Tao mengerang keras, Lay lalu memulihkan luka dipaha Tao. Tampak jelas ada luka bakar dipahanya, karena darahnya berkurang banyak kini Tao tampak pucat(vampire emang pucat kan ? Lupakan--"). 

"Ini Tao, minumlah !" Minah menyerahkan darah kemasan yang ada dikulkas Phoenix Family, Tao yang mulai kehilangan kesadaran langsung menenggak cepat cairan berwarna pekat itu.
                 
"Ini semua karena kau ada Bang Minah !" Bentak Kai, ia mendorong Minah hingga terjatuh dan kacamatanya terlempar. SoJin yang melihat itu mulai marah, ia mengangkat badan Kai lalu melemparnya. "Berhenti menghina sahabatku !" Mata SoJin kini sudah semerah darah, ia sangat marah. 

"SoJin, cukup !" Minah berteriak kencang, kini semua pasang mata beralih padanya. "Kalian bilang wajahku menjijikkan ?! Oke, aku pergi !!" Minah mengangkat gaunnya lalu berlari masuk kedalam rumahnya, ia lalu membanting pintu rumahnya keras.


SoJin POV~

                 
"Kalian bilang wajahku menjijikkan ?! Oke, aku pergi !!" "Yak, Minah-ya !" Aku berlari kearah rumahnya lalu memukul-mukul pintunya keras, sebenarnya aku mampu menghancurkan pintu, namun kekuatanku tidak berguna dirumah Minah, entahlah. Tiba-tiba secarik kertas mengenai kakiku, kertas itu keluar dari celah bawah pintu.


'SoJin-ah, mianhae. Aku...ingin sendiri. Lupakan saja keadaanku, mungkin aku tidak masuk sekolah beberapa hari ini. Bisakah kau tidur dirumah ahjussi dan ahjumma sebelah ? Maaf mengusirmu, Bang Minah.'
                

Aku merasa ada yang aneh disini, sesuatu akan terjadi. Agh, suara berdengung ini datang lagi. Aku berlari menjauh dari rumah Minah dan masuk kedalam rumah Phoenix Family, telingaku serasa ditusuk berkali-kali. "Aaakkhhh !! Haaaarghh !" Aku jatuh terduduk dilantai rumah Phoenix Family, telingaku kini terasa terbakar. "Aaaaaakkkkhhhhh !!!" Aku berteriak keras, terdengar banyak derap langkah kaki mendekat kearahku. Pengheliatanku mulai berkunang, tubuhku terasa sangat lemah. Lalu, semuanya gelap.


<Flashback on>

In other side~


Yunho POV~

                
"Young, tenanglah !" Aku mencengkram bahu mungilnya erat, kini matanya sudah berwarna merah pekat. "LEPASKAN TANGANMU ATAU KUCEKIK KAU !!" Ia mengerang memintaku untuk melepaskan cengkramanku, namun aku tetap mencengkram bahunya. "Kau lebih baik mencekikku daripada kau melukai anakmu sendiri Young !" Lanjutku, kini ia menatap mataku sengit. "DIA ANAK YANG TAK SOPAN !!" "YOUNG SADARLAH !" Aku membentaknya hingga kaca disekeliling kami retak, Young menarik nafasnya panjang.

Ia merebahkan badannya dikasur, lalu menutup matanya perlahan. "Minum" ujarnya serak, aku mengangguk lalu menyerahkan segelas air padanya. "Chagi, mianhae membentakmu. Bukan maksudku begitu, hanya saja kau hanya akan membahayakan semua orang dirumah ini !" Ucapku tegas, ia hanya mengangguk pelan "mianhae" lirihnya.
                
"Jika Minah sampai tahu mengenai segalanya, keluarga kita bahaya Yunho." Ia duduk tegak disampingku dan menyandarkan kepalanya dibahuku, lalu menghela nafasnya panjang. "Jika pun Minah tau, kurasa kita tak perlu khawatir. Minah yeoja yang baik, aku tahu itu chagi !" Ucapku pelan, ia mengendikkan bahunya malas.

"Aaakkhhh !! Haaaarghh !" "Chagi, suara apa itu ?" Tanyanya, aku menatap bingung padanya lalu mulai menajamkan pendengaranku. "Aaaaaakkkkhhhhh !!!" "Chagi, itu SoJin !" Young menatapku kaget lalu berlari cepat menuju bawah, aku segera berlari menyusulnya.


<Flashback off>


Sehun POV~

                
"SoJin ! SoJin !" Eomma berteriak dan mengguncang tubuh SoJin noona pelan, aku berlari mendekati eomma. "Eomma, neo gwenchana ?" Tanyaku panik, bagaimana pun aku masih mempunyai perasaan ketimbang para hyungku. "Nde, tapi SoJin..." Eomma merangkul tubuh SoJin noona erat, seakan-akan SoJin noona merupakan barang paling berharga. 

Aku melepaskan rangkulan eomma lalu menggendong tubuh SoJin noona ala bridal style, aku berjalan menuju kamarku lalu merebahkan tubuh SoJin noona diatas kasur. Kulihat eomma sempat kaget, namun aku tak peduli. Aku hanya ingin menyelamatkan bangsaku, itu saja. "Sehun, ini !" Appa menyerahkan darah kemasan padaku, aku langsung mendudukkan SoJin dan meminumkan darah itu secara paksa.
                
"Apa yang dia baca tadi ? Pikiran siapa ?!" Eomma bergumam tak jelas, ia terus saja berjalan kesana kemari dikamarku. "Akh !" Sojin terbatuk pelan dan tersadar dari pingsannya, ia memegangi kepalanyadan dahinya berkerut. "Kau masih pusing, tidurlah kembali !" Perintahku, namun ia menggeleng mantap. 

"Shireo !!" Ia menoleh dan memperhatikan seluruh isi kamarku. "Ah, Minah ! MINAH !!" SoJin melompat dari kasurku lalu berlari kearah rumah Minah, eomma appa dan aku saling bertatapan dan menyusulnya keluar. D.O hyung, Xiumin hyung, dan juga Lay hyung ikut berlari keluar, kulihat SoJin memukul-mukul pintu rumah Minah keras.


Xiumin POV~

                
"Ada apa Sehun ?" Tanyaku heran, Sehun mengendikkan bahunya lalu menunjuk SoJin. "Tolong bantu aku, tolong bukakan pintu ini !" SoJin berteriak-teriak memohon pada kami, namun appa hanya menggeleng. "Kita tak bisa merusaknya SoJin, kekuatan kita tak sanggup !" Ucap appa cemas karena tidak tahu harus berbuat apa, air mata kini mulai membasahi pipi SoJin.

"Memang ada apa SoJin ?" Tanya eomma, kami menyimak ingin mendengar jawaban SoJin. "Akan kujelaskan, tapi bukakan pintunya dulu ahjumma !" SoJin masih saja memukul pintu rumah Minah kuat, namun pintu itu tetap tak bergeming. "Semuanya, menepi !" Perintah D.O, kami menatapnya heran. Ia menghentakkan kakinya kuat, dan tiba-tiba gempa bumi datang.


BRRRAAAKKK
                

Pintu rumah Minah akhirnya terbuka, kami segera berlari masuk kedalam rumah. "Bau...darah ?" Ucapku kaget, diseluruh ruangan rumah ini bau darah ! SoJin berlari kesebuah kamar, kami semua tetap berlari mengikutinya. Ia membuka sebuah pintu dalam kamar itu, dan seketika ia membelalakkan matanya dan menutup mulutnya. "SoJin, kenapa ?" Tanya eomma cemas, saat eomma melihat 'pemandangan' yang SoJin lihat, ia jatuh terduduk. Appa dan aku saling pandang lalu masuk kedalam ruangan yang eomma dan SoJin lihat.


TBC~



TBC ganggu ga ? Kalau iya, saya bersyukur deh. Soalnya saya pengen balas dendam sama author lain yang nulis TBC ditempat yang ga tepat alias nanggung ! Jangan lupa RCL ne~~

Kamis, 08 Januari 2015

Rose and Bullet's: Fay ver.

Author :SeoJi

Cast     :Fay
              Park TaeBum
              Ok TaeBum
Rating  :General
Lenght  :Ficlet, Chaptered
Genre   :Romance, Fluff






Seorang yeoja bertubuh mungil berjalan tergesa memasuki cafe Rose and Bullet’s, matanya yang penuh amarah terfokus pada suatu pemandangan didalam cafe. Ia semakin mempercepat langkahnya, lalu mendorong pintu cafe dengan keras, bahkan bisa disebut mendobrak pintu cafe itu. Wajahnya yang memerah tampak menahan amarah, ia lalu berjalan menuju salah satu meja dicafe. Seorang namja dan yeoja yang duduk dimeja itu menoleh, dan tiba-tiba namja itu melonjak kaget.

“Fay ? Cha..chagi, apa yang kau lakukan disini ?” Tanya namja itu dengan panik, tak menyangka ini akan terjadi.

“Naega ? Tadinya aku tengah berjalan-jalan, namun karena aku melihat kau disini, mungkin ada baiknya aku kesini. Dan, siapa yeoja ini ? Ah, biar kutebak. Selingkuhanmu ? Cih, tak kusangka kau begini” jawab Fay dengan nafas memburu, ia lalu mengambil gelas berisi kopi panas yang ada dimeja, lalu menumpahkannya ke baju namja itu.

“Ini, kukembalikan cincin pertunangan kita. Mungkin kau bisa memberikannya pada yeoja dihadapanmu ini” lanjut Fay dengan tatapan merendahkan pada yeoja dihadapannya.

“Gamsahamnida Park TaeBum, tapi sudah kuputuskan. Kita tak ada hubungan lagi, sekali lagi kuucapkan gamsahamnida” Fay membungkukkan badannya, lalu berjalan meninggalkan TaeBum yang memanggilnya berkali-kali. Dadanya terasa sesak dan bergemuruh, bahkan airmata turun belinangan tanpa diperintah oleh tubuhnya. Fay menghapus airmatanya kasar, lalu berjalan menuju apartemennya.

“Yak, ahjumma !” Fay menghentikan langkahnya sejenak, lalu menoleh kesekitarnya. Ia tahu bahwa seseorang memanggil dari belakangnya, tapi... yang benar saja ! Dia bukan ahjumma ! Fay menunduk, lalu memperhatikan pakaiannya, tak ada yang salah.

“Yak, neo ! Yang berbaju biru muda !” Fay menunduk lagi, pakaiannya berwarna biru muda ! Dengan enggan ia menolehkan kepalanya kebelakang, lalu bertatapan langsung dengan seorang namja dengan kulit seputih porselen yang tengah menatapnya.

“Naega ?” Tanya Fay tanpa sadar, membuatnya menyadari bahwa hanya mereka berdua dilorong apartemen itu. Namja itu maju beberapa langkah, lalu menatap Fay dalam. Terpaksa Fay mendongakkan wajahnya membalas tatapan namja itu, lalu ia tersentak mundur dengan wajah pucat.

‘Wae ? Kenapa aku bisa melihat ini lagi ?’ Batin Fay, ia menutup mata dengan kedua tangan mungilnya. Dari kecil, Fay memiliki sesuatu yang tak dimiliki oleh orang normal. Ia bisa melihat masa depan seseorang, dan juga masa lalunya. Namun, sejak ia menjalin hubungan dengan TaeBum, kekuatannya tak pernah muncul lagi. Ia dapat melihat dengan jelas bahwaa namja ini dulunya bekerja dengan keras untuk mencapai keinginannya.

“Nona ? Wae geurae ?” Tangan namja itu terulur pelan hendak menyentuh pundak Fay, namun Fay menepisnya dengan keras. Fay semakin membelalakkan matanya, betapa keterlaluannya ia !

“Mian, mianhamnida. Aku harus pergi” Fay membalikkan tubuhnya hendak berjalan pergi, namun tiba-tiba tangannya dicekal oleh tangan lembut namja itu. Fay membalikkan kembali badannya, dan menatap bingung namja dihadapannya.

“Ah... choneun Kim HanWoo. Saya mencari penghuni kamar nomor 2304, bukankah itu kau ?” Fay membeku sejenak, lalu mengangguk pasrah.

“Ne, wae geurae ?” Fay menarik paksa tangannya, lalu menatap HanWoo dengan tak sabar.

“Anoo... Kata orangtua anda, anda akan dijodohkan ?” Fay menatap HanWoo dengan heran, bagaimana bisa ia tahu ? Fay segera mengusir keheranannya, lalu mengangguk angkuh.

“Ah, begini. Saya pengacara dari calon suami anda, dan saya disuruh tuan untuk menjemput anda dan mengantarkan anda kekantornya, segera” Fay paham bahwa kalimat terakhir tadi cukup meyakinkan ia bahwa ajakan ini merupakan pemaksaan, namun ia masih tak mengerti sesuatu. Ia yakin pernah melihat wajah pengacara ini disuatu majalah, tapi majalah apa ?
HanWoo menggiring Fay yang masih kebingungan menuju mobilnya, lalu dengan segera ia pergi menjauh dari apartemen itu. Fay membuka mulutnya ingin mengajukan pertanyaan, kenapa bukan calon suaminya saja yang menjemputnya ? Namun Fay mengurungkan niatnya melihat ekspresi HanWoo yang sedikit aneh, lalu ia kembali berpikir, dimana ia pernah melihat HanWoo ?
                                                                                ******

Fay meringis ngeri melihat kantor calon suaminya, Ok corp. Sekarang Fay yakin bahwa ia pernah melihat HanWoo dimajalah bisnis, tapi... ada yang salah dengan penampilan HanWoo sekarang. Hal itu masih saja terus menghantui pikiran Fay, dan dengan paksa HanWoo menarik Fay menuju lantai paling atas. Fay semakin bergidik ngeri melihat ruang kerja calon suaminya, sangat luas dan kaku.

“Tuan mengatakan pada saya, bahwa begitu melihat foto nona ia langsung menyukai anda. Bahkan ia pernah menyuruh mata-mata untuk mengikuti aktifitas nona, ia juga selalu mencari data-data mengenai nona. Sampai.. ia patah hati begitu mengetahui nona mempunyai kekasih yang bernama sama dengannya, TaeBum. Dan karena itulah ia menyuruh saya membawa anda dengan paksa kemari.” Jelas HanWoo panjang lebar, membuat Fay semakin mengerutkan keningnya.

“Chakaman, akan kupanggilkan tuan” HanWoo berjalan menjauh, namun baru beberapa langkah ia berjalan tubuhnya tiba-tiba berhenti begitu mendengar pertanyaan Fay. Ia membalikkan tubuhnya, lalu menatap Fay dalam.

“Neo... kau kan calon suamiku ?” Bisik Fay mengulang pertanyaannya yang tadi.

“Choneun Ok TaeBum, bangapta” senyum tipis merekah dibibir namja itu, menampilkan senyuman penuh misteri.